Iklan

Senin, 28 Mei 2012

Membuat dan Menggunakan Array

- bazComp share -




Jika sekumpulan data digabungkan dalam satu unit, hasilnya adalah suatu struktur data. Data struktur dapat berupa struktur yang sangat kompleks, akan tetapi dalam banyak aplikasi, data struktur yang cocok hanya terdiri dari kumpulan data berurutan. Struktur data sederhana seperti ini bisa berupa array atau record.
Istilah "record" sebetulnya tidak digunakan pada Java. Suatu record pada intinya mirip dengan objek pada Java yang hanya memiliki variabel instansi tanpa metode instansi. Beberapa bahasa pemrograman lain yang tidak mendukung objek biasanya mendukung record. Dalam bahasa C yang bukan bahasa berorientasi objek, misalnya, memiliki tipe data record, dimana pada C disebut "struct". Data pada record -- dalam Java, adalah variabel instansi suatu objek -- disebut field suatu record. Masing-masing item disebut nama field. Dalam Java, nama field adalah nama variabel instansi. Perbedaan sifat dari suatu record adalah bahwa item pada record dipanggil berdasarkan namanya, dan field yang berbeda dapat berupa tipe yang berbeda. Misalnya, kelas Orangdidefisikan sebagai :
class Orang {
    String nama;
    int nomorID;
    Date tanggalLahir;
    int umur;
}
maka objek dari kelas Orang bisa disebut juga sebagai record dengan 4 field. Nama fieldnya adalah namanomorID,tanggalLahir dan umur. Lihat bahwa tipe datanya berbeda-beda yaitu Stringint, dan Date.
Karena record hanya merupakan bagian lebih kecil dari objek, kita tidak akan bahas lebih lanjut di sini.
Seperti record, suatu array adalah kumpulan item. Akan tetapi, item pada record dipanggil dengan nama, sedangkan item pada array dinomori, dan masing-masing item dipanggil besarkan nomor posisi pada array tersebut. Semua item pada array harus bertipe sama. Definisi suatu array adalah : kumpulan item bernomor yang semuanya bertipe sama. Jumlah item dalam suatu array disebut panjang array. Nomor posisi dari array disebut indeks item tersebut dalam array. Tipe dari item tersebut disebut tipe dasar dari array.
Tipe dasar suatu array bisa berupa tipe Java apa saja, baik berupa tipe primitif, nama kelas, atau nama interface. Jika tipe dasar suatu array adalah int, maka array tersebut disebut "array int". Suatu array bertipe String disebut "array String". Akan tetapi array bukan urutan int atau urutan String atau urutan nilai bertipe apapun. Lebih baik jika array adalah urutan variabelbertipe int atau String atau tipe lainnya.
Seperti biasa, ada dua kemungkinan kegunaan variabel : sebagai nama suatu lokasi di memori, dan nama suatu nilai yang disimpan pada lokasi memori. Setiap posisi pada array bersifat seperti variabel. Setiap posisi dapat menyimpan nilai dengan tipe tertentu (yaitu tipe dasar array). Isinya bisa diganti kapanpun. Nilai tersebut disimpan di dalam array. Array merupakan kontainer bukan kumpulan nilai.
Item pada array (maksudnya setiap anggota variabel dalam array tersebut) sering juga disebut elemen array. Dalam Java, elemen array selalu dinomori mulai dari nol. Yaitu, indeks dari elemen pertama suatu array adalah nol. Jika panjang array adalah N, maka indeks elemen terakhir adalah N-1. Sekali array dibuat, maka panjangnya tidak bisa diubah lagi.
Dalam Java, array adalah objek. Ada beberapa konsekuensi yang lahir dari fakta ini. Array harus dibuat dengan operator new. Variabel tidak bisa menyimpan array; variabel hanya bisa merujuk pada array. Variabel lain yang bisa merujuk array juga bisa bernilainull yang berarti ia tidak merujuk pada lokasi memori apapun. Seperti objek lain, array juga bagian dari suatu kelas, di mana seperti kelas lain adalah kelas turunan dari kelas Object. Elemen array pada dasarnya adalah variabel instansi dalam objek array, kecuali mereka dipanggil dalam indeksnya bukan namanya.
Meskipun array berupa objek, ada beberapa perbedaan antara array dan objek lainnya, dan ada beberapa fitur khusus Java untuk membuat dan menggunakan array.

Misalnya A adalah variabel yang merujuk pada suatu array. Maka indeks k di dalam A bisa dipanggil dengan A[k]. Item pertama adalah A[0], yang kedua adalah A[i], dan seterusnya. A[k] adalah suatu variabel dan bisa digunakan seperti variabel lainnya. Kita bisa memberinya nilai, bisa menggunakannya dalam ekspresi, dan bisa diberikan sebagai parameter pada subrutin. Semuanya akan didiskusikan di bawah nanti. Untuk sekarang ingat sintaks berikut
variabel_array [ekspresi_integer]
untuk merujuk pada suatu array.
Meskipun setiap array merupakan suatu objek, kelas array tidak harus didefinisikan sebelumnya. Jika suatu tipe telah ada, maka kelas array dari tipe tersebut otomatis ada. Jika nama suatu tipe adalah TipeDasar, maka nama kelas arraynya adalahTipeDasar[]. Artinya, suatu objek yang diciptakan dari kelas TipeDasar[] adalah array dari item yang tiap itemnya bertipeTipeDasar. Tanda kurung "[]" dimaksudkan untuk mengingat sintaks untuk mengambil item di dalam suatu array. "TipeDasar[]" dibaca seperti "array TipeDasar". Mungkin perlu juga dijelaskan bahwa jika KelasA adalah kelas turunan dariKelasB maka KelasA[] otomatis menjadi kelas turunan KelasB[].
Tipe dasar suatu array dapat berupa tipe apapun yang ada atau sudah didefinisikan pada Java. Misalnya tipe primitif int akan diturunkan kelas array int[]. Setiap elemen di dalam array int[] adalah variabel yang memiliki tipe int dan bisa diisi dengan nilai dengan tipe int. Dari kelas yang bernama String diturunkan tipe array String[]. Setiap elemen di dalam array String[]adalah variabel dengan tipe String, yang bisa diisi dengan nilai bertipe String. Nilai ini bisa null atau referensi ke objek yang bertipe String (dan juga kelas turunan dari String)
Mari kita lihat contoh lebih konkrotnya menggunakan array bilangan bulat sebagai contoh pertama kita. Karena int[] adalah sebuah kelas, maka kita bisa menggunakannya untuk mendeklarasikan variabel. Misalnya,
int[] daftar;
yang membuat variabel bernama daftar dengan tipe int[]. Variabel ini bisa menunjuk pada array int, akan tetapi nilai awalnya adalah null (jika merupakan variabel anggota suatu kelas) atau tak tentu (jika merupakan variabel lokal di dalam suatu metode). Operator new digunakan untuk membuat objek array baru, ayng kemudian bisa diberikan kepada daftar. Sintaksnya sama seperti sintaks sebelumnya, yaitu :
daftar = new int[5];
membuat array 5 buah integer. Lebih umum lagi, konstruktor "new TipeDasar[N]" digunakan untuk membuat array bertipeTipeDasar[]. Nilai N di dalam kurung menyatakan panjang array, atau jumlah elemen yang bisa ditampung. Panjang array adalah variabel instansi di dalam objek array, sehingga array tahu berapa panjangnya. Kita bisa mendapatkan panjang suatu array, misalnya daftar menggunakan daftar.length (akan tetapi kita tidak bisa mengubahnya)
Hasil dari pernyataan "daftar = new int[5];" dapat diilustrasikan sebagai berikut
Ilustrasi array int

Perlu dicatat bahwa array integer secara otomatis diisi dengan nol. Dalam Java, array yang baru dibuat akan selalu diisi dengan nilai tertentu: nol untuk angka, false untuk boolean, karakter dengan nilai Unicode 0 untuk char dan null untuk objek.
Elemen di dalam array daftar dapat dirujuk dengan daftar[0]daftar[1]daftar[2]daftar[3], dan daftar[4] (ingat juga bahwa nilai indeks terbesar adalah panjangnya array dikurang satu). Akan tetapi, referensi array sebetulnya lebih umum lagi. Tanda kurung di dalam referensi array bisa berisi ekspresi apapun yang nilainya suatu integer. Misalnya jika idks adalah variabel bertipe int, maka daftar[idks] dan daftar[2*idks+3] secara sintaks benar.
Contoh berikut akan mencetak semua isi integer di dalam array daftar ke layar :
for (int i = 0; i < daftar.length; i++) {
    System.out.println( daftar[i] );
}
Perulangan pertama adalah ketika i = 0, dan daftar[i] merujuk pada daftar[0]. Jadi nilai yang disimpan pada variabeldaftar[0] akan dicetak ke layar. Perulangan kedua adalah i = 1, sehingga nilai daftar[i] dicetak. Perulangan berhenti setelah mencetak daftar[4] dan i menjadi sama dengan 5, sehingga kondisi lanjutan "< daftar.length" tidak lagi benar. Ini adalah contoh umum dari menggunakan perulangan untuk mengolah suatu array.
Penggunaan suatu variabel dalam suatu program menyatakan lokasi di memori. Pikirkan sesaat tentang apa yang akan komputer lakukan ketika ia menemukan referensi ke elemen suatu array daftar[k] ketika program berjalan. Komputer harus menentukan lokasi memori di mana ia dijadikan referensi. Untuk komputer, daftar[k] berarti : "Ambil pointer yang disimpan di dalam variabeldaftar. Ikuti pointer ini untuk mencari objek array. Ambil nilai k. Pergi ke posisi ke-k dari array tersebut, dan di sanalah alamat memori yang Anda ingin."
Ada dua hal yang bisa salah di sini. Misalnya nilai daftar adalah null. Dalam kasus ini, maka daftar tidak memiliki referensi sama sekali. Percobaan merujuk suatu elemen pada suatu array kosong adalah suatu kesalahan. Kasus ini akan menampilkan pesan kesalahan "pointer kosong". Kemungkinan kesalahan kedua adalah jika daftar merujuk pada suatu array, akan tetapi k berada di luar rentang indeks yang legal. Ini akan terjadi jika < 0 atau jika >= daftar.length. Kasus ini disebut kesalahan "indeks array keluar batas". Ketika kita menggunakan array dalam program, kita harus selalu ingat bahwa kedua kesalahan tersebut mungkin terjadi. Dari kedua kasus di atas, kesalahan indeks array keluar batas adalah kesalahan yang lebih sering terjadi.

Untuk suatu variabel array, seperti variabel lainnya, kita bisa mendeklarasikan dan mengisinya dengan satu langkah sekaligus, misalnya :
int[] daftar = new int[5];
Jika daftar merupakan variabel lokal dalam subrutin, maka perintah di atas akan persis sama dengan dua perintah :
int[] daftar;
daftar = new int[5];
(Jika daftar adalah variabel instansi, tentukan kita tidak bisa mengganti "int[] daftar = new int[5];" dengan "int[]daftar; daftar = new int[5];" karena ini hanya bisa dilakukan di dalam subrutin)
Array yang baru dibuat akan diisi dengan nilai awal yang tergantung dari tipe dasar array tersebut seperti dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi Java juga menyediakan cara untuk memberi isi array baru dengan daftar isinya. Dalam pernyataan yang untuk membuat array, ini bisa dilakukan dengan menggunakan penginisialiasi array (array initializer), misalny :
int[] daftar = { 14916253649 };
akan membuat array baru yang berisi 7 nilai, yaitu 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49, dan mengisi daftar dengan referensi ke array baru tersebut. Nilai daftar[0] berisi 1, nilai daftar[1] berisi 4, dan seterusnya. Panjang daftar adalah 7, karena kita memberikan 7 nilai awal kepada array ini.
Suatu penginisialisasi array memiliki bentuk daftar angka yang dipisahkan dengan koma dan diapit dengan tanda kurung kurawal {}. Panjang array tersebut tidak perlu diberikan, karena secara implisit sudah bisa ditentukan dari jumlah daftar angkanya. Elemen di dalam penginisialisasi array tidak harus selalu berbentuk konstanta. Juga bisa merupakan variabel atau ekspresi apa saja, asalkan nilainya bertipe sama dengan tipe dasar array tersebut. Misalnya, deklarasi berikut membuat array dari delapan jenis Colorbeberapa warna telah dibentuk dengan ekspresi "new Color(r,g,b);"
Color[] palette =
{
    Color.black,
    Color.red,
    Color.pink,
    new Color(0,180,0),  // hijau gelap
    Color.green,
    Color.blue,
    new Color(180,180,255),  // biru muda
    Color.white
};
Inisialisasi array bentuk seperti ini hanya bisa digunakan dalam deklarasi suatu variabel baru, akan tetapi tidak bisa digunakan seperti operator pemberi nilai (=) di tengah-tengah suatu program. Akan tetapi ada cara lain yang bisa digunakan sebagai pernyataan pemberian nilai atau diberikan ke dalam subrutin. Yaitu menggunakan jenis lain dari operator new untuk membuat atau menginisialisasi objek array baru. (Cara ini agak kaku dengan sintaks aneh, seperti halnya sintaks kelas anonim yang telah didiskusikan sebelumnya). Misalnya untuk memberi nilai kepada suatu variabel daftar, kita bisa menggunakan :
daftar = new int[] { 1, 8, 27, 64, 125, 216, 343 };
Sintaks umum dari bentuk operator new seperti ini adalah
new TipeDasar [ ] { daftar_nilai_nilai }
Ini adalah suatu ekspresi yang isinya merupakan objek, dan bisa digunakan untuk banyak situasi di mana suatu objek dengan tipeTipeDasar dipentingkan. Misalnya buatTombol merupakan metode yang mengambil array String sebagai parameter, maka kita bisa menuliskan
buatTombol( new String[] { "Stop""Jalan""Berikut""Sebelum" } );
Catatan terakhir : untuk alasan sejarah, maka deklarasi
int[] daftar;
akan bernilai sama dengan
int daftar[];
di mana sintaks tersebut digunakan dalam bahasa C dan C++. Akan tetapi sintaks alternatif ini tidak begitu masuk akan dalam Java, atau mungkin lebih baik dihindari. Lagian, maksudnya adalah mendeklarasikan variabel dengan tipe tertentu dan namanya adalah int[]. Akan lebih masuk akan untuk mengikuti siintaks "nama_tipe nama_variabel" seperti pada bentuk bertama.
readmore »»  

Selasa, 22 Mei 2012

Memperbaiki komputer sering restart

- bazComp share -

Diantara beberapa masalah atau kerusakan yang sering terjadi pada sebuah komputer adalah kondisi dimana komputer sering restart sendiri. Kondisi komputer sering restart ini tentu saja sangat menjengkelkan terutama apabila kita sedang melakukan pekerjaan kemudian secara tiba-tiba komputer restart sendiri sedangkan kita belum sempat menyimpan dokumen atau menyelesaikan pekerjaan tersebut. Menurut pengalaman saya pribadi terdapat beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan komputer sering restart sendiri, diantaranya adalah:

1. Komputer sering restart karena Processor kepanasan
Processor yang kepanasan (overheat) adalah salah satu penyebab utama komputer anda atau sering restart sendiri. Untuk mengecek terjadinya overheat pada Processor dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
  • Melihat kondisi temperatur pada menu Hardware Monitor di BIOS
  • Menggunakan program monitoring temperatur seperti misalnya CPUID Hardware Monitor
  • Mengecek secara manual yaitu dengan membuka casing CPU dan meraba sendiri temperatur pada bagian Pendingin (Cooler) Processor.
Penyebab utama dari Processor yang kepanasan ini juga terdapat beberapa hal:
  • Kondisi kipas angin (fan) yang terdapat pada pendingin Processor yang sudah tidak optimal (misalnya macet karena debu)
  • Menumpuknya debu pada sirip-sirip Pendingin Processor, ini adalah hal yang sering terjadi terutama apabila ruangan tempat penyimpanan komputer berdebu.
  • Sudah keringnya atau bahkan tidak adanya thermal paste yang merekatkan antara Processor dan Pendinginnya.
  • Kondisi ruangan tempat penyimpanan komputer yang memang panas.
    Untuk mengatasi komputer sering restart karena Procesor kepanasan (overheat) ini kita bisa melakukan beberapa hal diantaranya:
    • Senantiasa membersihkan debu yang terdapat dalam Casing CPU dan Pendingin Processor. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan kuas cat yang bersih dan vacum cleaner kecil.
    • Menggunakan thermal paste sebagai penghubung yang merekatkan bagian Processor dan Pendingin. Untuk thermal paste yang sudah kering sebaiknya diganti.
    • Menyimpan komputer diruangan yang tidak terlalu panas (lebih baik ber-AC). Seandainya terpaksa harus menyimpan komputer di ruangan yang cukup panas, maka sebaiknya lengkapi casing CPU dengan kipas angin tambahan.
    • Menggunakan program monitoring temperatur seperti misalnya CPUID Hardware Monitor untuk mengetahui secara dini kondisi overheat pada Processor. Program ini dapat Anda download disini. Screenshootnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

      hardware monitor
    2. Komputer sering restart karena Power Supply yang kekurangan daya
    Penyebab kedua komputer sering restart adalah kurangnya daya atau sudah tidak optimalnya bagian Power Supply yang mensupply daya pada CPU. Hal ini bisa terjadi misalnya karena macetnya atau matinya Kipas angin (fan) yang terdapat pada power supply, sehingga terjadi overheat pada komponen Power Supply itu sendiri. Apabila anda merasa curiga dengan performa Power Supply yang terpasang sebaiknya ganti dulu bagian power Supply ini dengan Power Supply yang terbukti berfungsi baik. Untuk keperluan komputer sekarang, sebaiknya pakailah sebuah Power Supply dengan daya minimal 530 Watt.

    3. Komputer sering restart karena VGA Card rusak
    Komputer sering restart sendiri juga bisa terjadi karena rusaknya bagian VGA Card yang terpasang pada slot AGP atau PCI. Biasanya VGA Card yang rusak akan terasa cepat panas pada bagian pendinginnya, selain itu tampilan gambar pada layar monitorpun menjadi rusak. Untuk itu apabila komputer Anda sering restart ada baiknya juga untuk mengecek komponen tersebut.

    4. Komputer sering restart karena Hardisk bad sector
    Sebuah hardisk yang rusak atau bahkan terdapat bad sector didalamnya dapat menjadi penyebab komputer menjadi hang, muncul pesan bluescreen of deadth atau komputer ga bisa booting dan me-restart terus. Untuk mencegah keruksakan sekaligus memperbaiki hardisk tersebut kita bisa menjalankan program scandisk/checkdisk, men-defrag hardisk secara teratur dan pastikan selalu mematikan komputer dengan menekan tombol shutdown.


    5. Komputer sering restart karena RAM rusak
    RAM yang rusak juga bisa menyebabkan komputer sering restart, hal ini pernah saya alami beberapa waktu yang lalu. Saat itu komputer selalu restart ketika dinyalakan meskipun saya telah memastikan tidak ada masalah dengan hardware yang lain, komputer tetap tidak bisa booting dan selalu restart meskipun masuk ke windows safe mode. Saya kemudian mengganti RAM yang terpasang, dan akhirnya komputer bisa berjalan normal kembali.

    Demikianlah tentang beberapa penyebab dan cara memperbaiki komputer sering restart, semoga bisa membantu. 

    readmore »»  

    JURNAL UMUM BAGI PEMBELAJAR AKUNTANSI PEMULA

    - bazComp share -


    ABSTRAK
    Penggunaan jurnal umum tak bisa dilepaskan dari aplikasi ilmu akuntansi, karena jurnal umum merupakan suatu media untuk mencatat transaksi harian yang terjadi akibat aktifitas bisnis perusahaan atau organisasi setiap hari, penggunan jurnal umum begitu sering dilakukan seiring dengan banyaknya kejadian transaksi yang terjadi, dalam pembukuan akuntansi manual bisa dikatakan bahwa pencatatan jurnal merupakan ”book of original entry” atau pencatatan pembukuan akuntansi pertama, oleh sebab itu begitu pentingnya penjurnalan dalam aplikasi ilmu akuntansi terlebih lagi bagi para pembelajar akuntansi pemula untuk memahami konsep dari siklus akuntansi secara utuh dimana peranan jurnal sangatlah dominan. Refrensi jurnal umum disajikan supaya menciptakan semacam anchor dan dapat membantu para pembelajar akuntansi pemula untuk mengkonversi bahasa transaksi dari bukti-bukti transaksi ke dalam bentuk format jurnal umum dan memahami aturan penulisannya secara benar untuk kemudian bisa diterapkan pada berbagai kasus transksaksi yang berbeda namun memilik pola yang tetap sama.
    .
    I PENDAHULUAN
    Mendengar istilah jurnal mungkin sudah tak asing lagi terdengar ditelinga kita, seperti dulu pun pernah ada sebuah tayangan di TVRI dengan nama Jurnal Olah raga, atau ada sebuah surat kabar ternama di asia yang berkantor pusat di singapura dengan nama Asian Journal street, namun istilah jurnal dikalangan sebagian orang tertentu seperti para pelajar dan mahasiswa umumnya masih dikenal dan seolah identik sebagai istilah dalam akuntansi saja, persepsi itu tidak salah secara mutlak karena istilah jurnal sudah sangat melekat dengan akuntansi dan seolah sulit dilepaskan, namun jika kita ingin menelaah lebih lanjut lagi maka kita mesti menelusuri dahulu akar arti kata itu sebenarnya. Untuk menelaah suatu materi ilmiyyah, maka haruslah kita ketahui konteks arti kata tersebut baik secara bahasa maupun arti secara istilah, hal ini dilakukan semata-mata agar kita tidak bias dalam mengambil suatu kesimpulan sehingga obyektivitas permasalahan akan tepat sesuai dengan kebutuhan ilmiyahnya. Satu-persatu akan kita bahas disini, jurnal secara bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah (buku) catatan harian sedangkan jurnal dalam pengertian istilah yang lebih luas menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah surat kabar harian atau bisa juga majalah yang khusus memuat artikel disatu bidang ilmu tertentu, namun jurnal dalam konteks istilah akuntansi ialah formulir khusus yang digunakan untuk mencatat secara sistematis dan kronologis transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan menurut nama perkiraan dan jumlah yang harus didebit dan di kredit. Jurnal merupakan catatan transaksi finansial yang pertama dalam pembukuan akuntansi manual, karena itu disebut juga sebagai catatan yang asli (book of original entry). Sedang secara tektual menurut kamus besar bahasa Indonesia, jurnal ialah dog buku yang dipakai untuk mencatat transaksi berdasarkan urutan waktu. Bagi sebagian pelajar akuntansi pemula, jurnal terkadang menjadi momok tersendiri bagi mereka karena dianggap sulit untu dipahami atau bisa dipahami namun masih gagap dalam pengerjaannya karena belum terbiasa. Kompleksitas kendala menjurnal biasanya terjadi pada saat akan memindahkan data dari dokumen transaksi ke dalam format atau bahasa jurnal dimana disitu harus ada penentuan rekening-rekening mana saja yang terlibat dalam kejadian transaksi tersebut, kemudian penentuan rekening mana yang mesti didebit maupun dikredit, mana rekening yang bertambah dan mana rekening yang berkurang serta berbagai masalah kalkulasinya, fase-fase waktu Jurnal juga membutuhkan perlakuan khusus seperti kasus penjurnalan pada saat penyesuaian maupun saat penutupan buku, yang semua itu jelas membutuhkan kecekatan dan ketelitian personal yang mengerjakannya. Dalam akuntansi jurnal sangatlah fundamental karena jurnal merupakan catatan harian terhadap kejadian transaksi yang terjadi setiap hari dan digunakan setiap hari pula . Dalam pembahasan meteri tulisan ini disebabkan terbatasnya ruang penyampaian materi dan terlalu luasnya materi pembahasan mengenai jurnal maka penulis hanya akan mengupas mengenai konsep dasar penjurnalan, refrensi dan pengerjaanya di jurnal umum serta posting ke buku besar yang diharapkan bisa dijadikan acuan bagi pembelajar akuntansi pemula dalam memahami jurnal.
    II PEMBAHASAN
    A. Panduan dasar Menjurnal
    Dalam penjurnalan dan pemasukannya ke buku besar akan dikenal mekanisme debet kredit, oleh sebab itu Memahami aturan main debet-kredit menjadi poin penting tersendiri guna memahami jurnal, umumnya istilah debet yang berkembang dimasyarakat kita dipahami sebagai pemasukan, pendapatan, sedang kredit dipahami identik dengan utang, pengeluaran, atau pengurangan, hal ini semua kemungkinan disebabkan karena umumnya orang hanya familiar dengan rekening kas saja sehingga debit identik memang dengan penambahan, karena penambahan uang kas dicatat diposisi debit atau hanya mengenal rekening utang saja yang memang identik dengan kredit, karena penambahan utang ada di posisi kredit. Jika konsep pengertian seperti yang dipahami maka akan kacaulah konsep pembukuan yang di buat karena tidak mengacu pada persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan aturan main debet-kredit. Kalau begitu mulai saat ini cukuplah untuk pembelajar akuntansi pemula untuk memahami bahwa debet adalah sisi sebelah kiri sedang kredit sisi sebelah kanan yang harus ada keseimbangan jumlah keduanya. Berikut ini merupakan pola rumus persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan mengenai konsep debet-kredit.
    Debet = Kredit
    Aktiva= Utang + modal
    Analisa rumus diatas bahwa penambahan nilai aktiva disisi debet sedangkan utang & modal bertambah disisi kredit.
    Rumus diatas dapat dikembangkan menjadi:
    Debet = Kredit
    Aktiva= Utang + modal + pendapatan – biaya
    Analisa rumus: Pendapatan menambah nilai modal dan biaya mengurangi nilai modal maka sifat penambahan rekening pendapatan sama seperti pada rekening modal sedang rekening biaya mengurangi nilai rekening modal maka sifat penambahan biaya berbanding terbalik dengan penambahan modal, jika modal bertambah di kredit maka biaya bertambah di debet, sehingga rumus tersebut dapat di kembangkan menjadi
    Aktiva + biaya = Utang + modal + Pendapatan
    Kesimpulan bahwa sifat penambahan rekening aktiva dan biaya ialah sama-sama didebet sedang utang, modal dan pendapatan sama-sama dikredit. Maka bisa dibayangkan rancunya pemahaman akuntansi yang memahami debet identik dengan pemasukan, pendapatan dan kredit hanya identik dengan utang, pengurangan, pengeluaran atau biaya karena fakta analisa rumus diatas justru berbicara sebaliknya pendapatan bertambah disisi kredit dan biaya bertambah disisi debet.
    Berdasar rumus diatas menimbulkan ketentuan sebagai berikut:
    1. Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan
    2. jumlah debet dan kredit haruslah sama
    3. Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya
    4. Aturan main debet dan kredit
    Pendebetan dilakukan bila:
    Pengkreditan dilakukan bila:
    aktiva bertambah
    Utang berkurang
    Modal berkurang
    Biaya bertambah
    Pendapatan berkurang
    Aktiva berkurang
    Utang bertambah
    Modal bertambah
    Biaya berkurang
    Pendapatan bertambah
    Setelah kita memahami aturan main debet-kredit secara benar maka mulailah kita kembali ke permasalahan intinya yakni jurnal. Hal-hal yang perlu diketahui dalam penjurnalan antara lain:
    1. Fungsi jurnal
    Jurnal mempunyai fungsi:
    a.Fungsi Pencatatan semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.
    b.Fungsi Historis, transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai urutan waktu (kronologis).
    c.Fungsi Analisa, setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisa dari bukti-
    bukti transaksi hingga jelas letak debet/kredit perkiraan beserta jumlahnya.
    d.Fungsi Instruktif, pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan
    posting atau memindahkan debet/kredit ke dalam buku besar.
    e.Fungsi Informatifjurnal dapat memberikan informasi/pemberitahuan mengenai transaksi yang terjadi.
    2. Bentuk jurnal:
    a. Single jurnal Entry (jurnal satu lawan satu)
    jurnal perkiraannya satu didebet dan perkiraan tandingannya satu dikredit. Contoh: Ibu Salmah mendirikan sebuah perusahaan dengan setoran modal uang tunai sebesar Rp 10.000.000,- Maka jurnalnya:
    -Kas                             Rp 10.000.000
    Modal Salmah                                Rp 10.000.000,-
    b. Compound jurnal (jurnal gabungan)
    Yakni, jurnal yang perkiraanya didebet atau dikreditnya lebih dari satu perkiraan atau perkiraan didebet atau dikreditnya sama-sama lebih dari Satu. Contoh : Perusahaan membeli perlengkapan kantor seharga Rp 2.000.000,- , perusahaan melakukan pembayaran tunai sebesar Rp 5.000.000,- dan sisanya dilakukan secara kredit. Maka jurnalnya:
    Perlengkapan kantor    Rp 2000.000
    Kas                                         Rp 500.000
    Utang Usaha                       Rp 1.500.000
    B. Refrensi pencatatan pada jurnal Umum dari transaksi harian
    Untuk memudahkan dalam menjurnal, perlu diperhatikan penganalisaan atas transaksi yang terjadi, memindahkan data transaksi dari dokumen transaksi kedalam bentuk jurnal terkadang menimbulkan sedikit masalah bagi yang belum terbiasa dengan penjurnalan, namun penjurnalan yang umumnya terjadi dari berbagai kejadian transaksi sebenarnya memiliki pola bentuk yang kurang lebih hampir sama walau berbeda kasus transaksinya. Berikut ini merupakan refrensi penjurnalan dari berbagai kejadian transaksi yang biasa terjadi di jurnal umum untuk transaksi harian
    1. Mencatat Penerimaan uang secara tunai bersumber dari pendapatan.
    Contoh nya
    - Kas                                        Rp XXX
    Pendapatan Sewa                         Rp XXX
    - Kas                                          Rp XXX
    Pendapatan Komisi                      Rp XXX
    -Kas                                             Rp XXX
    Pendapatan Jasa                            Rp XXX
    Keterangan : Mencatat kas sebelah debet dan pendapatan sebelah kreditnya, jadi jika kita dapati kasus transaksi pendapatan tunai maka sebelah debet haruslah rekening kas dan sebelah kreditnya ialah rekening dari sumber pendapatan tersebut.
    2. Pengakuan pendapatan atas transaksi yang terjadi secara kredit (piutang)
    - Piutang Usaha                            Rp XXX
    Pendapatan jasa                      Rp XXX
    - Piutang Komisi                               Rp XXX
    Pendapatan Komisi                           Rp XXX
    - Piutang Dagang                Rp XXX
    Penjualan                     Rp XXX
    Keterangan: mencatat Piutang sebelah debet dan sumber pendapatannya sebelah kredit, pada perusahaan dagang sebutan untuk pendapatanya lebih lazim sebagai penjualan. Refrensi jurnal tersebut diatas berlaku untuk pola transaksi pengakuan piutang atau pendapatan/penjualan kredit, untuk kasus transaksi lainnya hanya tinggal disesuaikan saja transaksinya untuk pengakuan piutang apa dan untuk sumber pendapatan apa.
    3. Pengeluaran yang bersifat sebagai biaya yang dibayarkan tunai
    Biaya Sewa Gedung        Rp XXX
    Kas                                     Rp XXX
    Biaya Sewa kantor            Rp XXX
    Kas                                      Rp XXX
    Keterangan: Mencatat biaya pembayaran sebelah debet dan kas di kredit, untuk kasus transaksi lain dari pembayaran biaya secara tunai, hanya tinggal disesuaikan jenis biaya pembayarannya.
    4. Pengeluaran yang bersifat sebagai pembelian dibayarkan kas
    a). Pembelian barang dagangan
    Metode Fisik
    Pembelian         Rp XXX
    Kas                 Rp XXX
    Metode Perpetual
    Persediaan Barang Dagangan   Rp XXX
    Kas                                        Rp XXX
    Keterangan: Jika pembelian tersebut masuk kategori pembelian barang dagangan, apapun yang dibeli maka rekening yang digunakan sebagai pendebetannya adalah rekening pembelian atau rekening persediaan barang dagangan, status barang yang dibeli akan menentukan proses penjurnalan misal beli mobil, komputer, TV, radio dan apapun jika itu barang dagangan maka rekening debetnya adalah pembelian jika dengan metode fisik atau rekening persediaan barang dagang jika menggunakan metode perpetual. Jika pembelian tersebut belum dibayarkan maka yang dikredit adalah utang dan bukan kas dan hal ini berlaku umum untuk transaksi apapun yang telah diakui dan dicatat namun belum dibayarkan.
    b). Pembelian bukan barang dagangan
    Kendaraan          Rp XXX
    Kas                     Rp XXX
    Perlengkapan    Rp XXX
    Kas                  Rp XXX
    Keterangan :
    Jika pembelian tersebut masuk kategori pembelian bukan barang dagangan . Maka rekening yang digunakan sebagai pendebetannya adalah nama rekening dari objek yang dibeli atau nama judul rekening yang dianggap menampung kategori yang sama dari barang-barang yang dibeli, misal diatas membeli perlengkapan padahal yang dibeli bisa alat tulis, bisa kemoceng, folder/ordner atau apapun yang dianggap masuk ke dalam kategori perlengkapan untuk kerja.
    5. Penjualan barang dagangan
    Metode Fisik
    Kas                             Rp XXX
    Penjualan                     Rp XXX
    Metode Perpetual
    Kas                         Rp XXX
    Penjualan                  Rp XXX
    HPP                                             Rp XXX
    Persd. barang dagangan                    Rp XXX
    Keterangan: Untuk jurnal penjualan barang dagangan metode perpetual selain menggunakan jurnal penjualan tunai, juga harus menyertakan jurnal pemutasian nilai saldo rekening barang dagangan kedalam rekening HPP, karena selama periode berjalan dalam metode perpetual selalu mengikuti mutasi saldo rekening barang dagang baik saat stok masuk maupun stok keluar sehingga informasi stok persediaan selalu uptudate dan tak perlu lagi dibuatkan penyesuaian nilai saldo pesediaan pada akhir tahun. Lain hal dengan metode fisik karena saat pembelian bukan dicatat sebagai penambahan rekening persediaan barng dagang dan saat penjualan juga tidak dicatat sebagai pengurangan nilai saldo rekening persediaan barang dagang, dampaknya selama periode berjalan nilai saldo pada rekening persediaan barang dagang masih merupakan informasi stok awal yang tidak sesuai dengan nilai jumlah stok yang sesungguhnya sehingga pada akhir tahun memerlukan penyesuian nilai saldo rekeningnya dengan nilai jumlah stok saat itu.
    6. Pencatatan penerimaan pelunasan piutang
    Kas                 Rp XXX
    Piutang Usaha           Rp XXX
    Kas                 Rp XXX
    Piutang Dagang         Rp XXX
    Kas                                 Rp XXX
    Potongan Penjualan Rp XXX
    Piutang Dagang            Rp XXX
    Keterangan: Pelunasan piutang artinya kita terima uang dari hasil penagihan utang pihak lain kepada kita, untuk transaksi ini kas di debet dan piutang sebelah kredit, terdapat pula pada contoh diatas jurnal pelunasan piutang disertai potongan penjualan pada sebelah debet untuk menunjukan berkurangnya nilai uang kas yang kita terima dari penagihan piutang yang seharusnya karena suatu alasan atau perjanjian sebelumnya .
    7. Pencatatan pelunasan pembayaran utang
    Utang Usaha                Rp XXX
    Kas                          Rp XXX
    Utang Dagang             Rp XXX
    Kas                             Rp XXX
    Utang Dagang                               Rp XXX
    Potongan  Pembelian                   Rp XXX
    Kas                                                       Rp XXX
    Keterangan: Pelunasan utang artinya kita membayar utang kepada pihak lain, untuk transaksi ini kas dikredit sedang yang didebet ialah nama rekening utang yang akan kita bayarkan. Terdapat pula pada contoh diatas jurnal pembayaran utang disertai potongan pembelian pada sebelah kredit untuk menunjukan berkurangnya nilai uang kas yang harus dibayar karena suatu alasan atau perjanjian sebelumnya.
    8. Pencatatan penambahan utang
    Kas                       Rp XXX
    Utang Bank                  Rp XXX
    Peralatan                  Rp XXX
    Utang Usaha                Rp XXX
    Biaya Gaji                 Rp XXX
    Utang Gaji                   Rp XXX
    Keterangan: Untuk pencatatan transaksi penambahan utang maka yang mesti di kredit ialah nama rekening utang yang mengalami penambahan, sedang sebelah debitnya ialah sesuatu yang diutangi, dapat berupa uang (kas), pembelian sesuatu barang-barang maupun pembayaran yang ditangguhkan, misal contoh diatas kasus biaya gaji belum dibayar (namun ini biasa terjadi akhir tahun saat dibuat jurnal penyesuaian guna kepentingan tutup buku)
    9 .Pencatatan penambahan modal
    Kendaraan              Rp XXX
    Modal                     Rp XXX
    Kas                    Rp XXX
    Modal                    Rp XXX
    Keterangan: Pencatatan penambahan rekening modal dibuat dengan mengkredit rekening tersebut dan mendebet bentuk/macam modal yang mengalami penambahan. Penambahan modal bisa berupa uang atau barang / asset lainnya seperti gedung, perlengkapan, peralatan dan sebagainya
    10. pencatatan pengambilan prive
    Prive         Rp XXX
    Kas                 Rp XXX
    Prive             Rp XXX
    Perlengkapan             Rp XXX
    Prive                  Rp XXX
    Kendaraan         Rp XXX
    Keterangan: Pencatatan penambahan rekening prive dibuat dengan mendebet rekening tersebut dan mengkredit bentuk / macam asset atau aktiva yang diambil untuk kepentingan pribadi pemilik . Pengambilan prive dari asset tidak mesti hanya berupa uang, maksud pengambilan prive disini cakupannya pemilik juga dapat mengambil asset lainnya seperti gedung, peralatan dan lain-lain untuk kepentingan pribadi pemilik dari perusahaan selama tidak menggangu keseimbangan uang dan modal perusahaan.
    Pengambilan prive bisa berupa uang atau asset lain
    Jurnal koreksi
    Ialah ayat jurnal yang dibuat untuk mengoreksi ayat jurnal lain yang dibuat sebelumnya. Sedangkan kesalahan catat yang sering terjadi ialah
    1. Kesalahan dalam mencatat nama perkiraan dari transaksi yang sebenarnya
    2. Kesalahan dalam memasukan jumlah nilai rupiah dari transaksi yang sebenarnya.
    Dasar digunakannya jurnal koreksi ialah karena upaya pembetulan, pengoreksian atas jurnal yang salah dengan jalan menghapus nama perkiraan tersebut dan jumlahnya dengan penghapus ataupun dengan tip-ex tidak sesuai dengan prosedur akuntansi yang lazim. Maka untuk memperbaikinya adalah dengan dibuat jurnal koreksi.
    Contoh Terjadi salah catat transaksi penjualan dicatat sebagai penjualan
    Kas                                          Rp 1000.000
    Pendapatan Komisi                      Rp 1000.000
    Cara mengkoreksinya ialah pertama membalik ayat jurnal yang telah salah dibuat tersebut
    Pendapatan Komisi           Rp1000.000
    Kas                               Rp 1000.000
    Kemudian membuat ayat jurnal yang benar
    Kas                        Rp 1000.000
    Penjualan                                  Rp 1000.000
    Atau ayat jurnal koreksi diatas dapat digabung sehingga jurnalnya
    Pendapatan Komisi                   Rp 1000.000
    Penjualan                                   Rp 1000.000
    Sedang untuk kesalahan lainnya seperti kesalahan memasukan jumlah terlalu kecil dari jumlah seharusnya. Misalkan biaya gaji sebesar Rp.2500.000 namun di catat Rp 2.000.000
    Biaya Gaji        Rp 2000.000
    Kas                                     Rp 2000.000
    Maka jurnal koreksinya dengan menambah jumlah yang kurang
    Biaya Gaji        Rp 500.000
    Kas                             Rp 500.000
    Demikian pula jika pencatatannya kebesaran misal pembayaran biaya iklan sebesar Rp 600.000 namun dicatat sebesar Rp 900.000
    Biaya Iklan       Rp 900.000
    Kas                         Rp 900.000
    Maka jurnal koreksinya dengan mengurangi jumlah yang kelebihan tersebut
    Kas                          Rp 300.000
    Biaya Iklan                             Rp 300.000
    C. Bekerja dengan formulir jurnal Umum
    Setelah kita mengupas refrensi penjurnalan untuk berbagai kasus transaksi yang sering terjadi sehari-hari dalam kegiatan akuntansi maka saatnya lah kini kita mengulas pula formulir jurnal umum yang merupakan tempat atau wadah yang sebenarnya dari proses pencatatan transaksi dalam format pencatatan jurnal. Formulir Jurnal Umum ialah suatu wadah jurnal untuk mencatat berbagai transaksi yang terjadi setiap hari.
    Gambar Bentuk Formulir jurnal umum
    Keterangan:
    (a) Pengisian nomor halaman jurnal.
    (b)Pengisian tahun, bulan dan tanggal transaksi.
    (c) Pengisian jenis perkiraan.
    Perkiraan yang di debet ditulis sebelah atas merapat ke sebelah kiri dan perkiraan yang di kredit ditulis di
    bawahnya dan menjorok ke sebelah kanan (dibawah format jurnal tersebut boleh pula ditulis uraian singkat
    transaksi, jika diperlukan)
    (d) Pengisian dengan nomor kode buku besar pada saat pemindah bukuan (posting) ke buku besar.
    (e) Pengisian jumlah uang yang di debet.
    (f) pengisian jumlah uang yang di kredit.
    Cara Pengisian ke dalam Jurnal
    Proses pemindahan dari transaksi ke dalam jurnal disebut “penjurnalan (journalizing)”. Agar dapat memahaminya secara jelas bagaimana mencatat transaksi ke dalam jurnal, maka berikut ini ialah cara-cara pengisian ke dalam formulir jurnal umum.
    1. Mencatat tanggal
    a. Tahun dicatat pada kolom tanggal paling atas (pada baris pertama) dan hanya ditulis satu kali pada setiap halaman
    kecuali jika telah berganti halaman ataupun berganti tahun
    b. Bulan ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal. dan hanya ditulis satu kali pada setiap halaman kecuali telah
    berganti halaman atau pun telah berganti bulan
    c. Tanggal ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal yang berlajur kecil. tiap terjadi transaksi
    2. Mendebet perkiraan
    Nama perkiraan yang harus di debet dicatat sebelah atas dan merapat ke sebelah kiri pada garis kolom tanggal
    ( kolom disebelah kiri dari kolom keterangan bisa juga kolom nomor bukti, jika kolom ini dianggap perlu dan
    dibuat sebelumnya).
    3. Mengkredit perkiraan
    Nama perkiraan yang harus di kredit dicatat sebelah bawah perkiraan yang di debet, dan menjorok ke sebelah
    kanan ditulis pada kolom keterangan kurang lebih seukuran kata pada sebagaimana cara baca jurnal misalkan kas
    pada penjualan, piutang pada pendapatan dan lainnya.
    4. Lajur reference 
    Diisi dengan nomor kode perkiraan apabila jurnal itu telah dipindahkan ke buku besar.
    5. Halaman jurnal 
    Diisi sesuai dengan lembaran jurnal.
    6. Memindahkan jumlah jurnal
    Apabila suatu halaman jurnal yang dipakai sudah penuh, maka pencatatan transaksi akan dilanjutkan pada halaman
    berikutnya dengan menuliskan kata “jumlah dipindahkan” dalam lajur keterangan. Setelah itu jumlahkan lajur
    debet dan kredit; jumlahnya harus sama. Beri tanda sudah dicek (V) dalam lajur reference.
    Perlu diketahui dalam pencatatan akuntansi manual, buku jurnal merupakan pembukuan akuntansi pertama dalam mencatat keseluruhan transaksi yang terjadi, kharakter isi transaksidari buku jurnal juga masih heterogen, oleh sebab itu setelah buku jurnal ada lagi buku besar tempat kumpulan berbagai rekening/perkiraan yang merupakan pembukuan lanjutan setelah jurnal yang berguna untuk menghomogenkan transaksi-transaksi tersebut agar dengan jelas diketahui saldo masing-masing pos perkiraan secara tepat, dalam konteks tulisan mengenai jurnal ini, penulis tidak menyinggung terlau banyak mengenai rekening atau buku besar kecuali hal-hal yang berkaitan langsung dengan tindak lanjut dari proses penjurnalan yakni pemindah bukuan dari buku jurnal ke buku besar yang disebut proses pemostingan (posting)
    D. Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar
    Ada beberapa langkah yang harus Anda ketahui bagaimana cara memindahkan dari jurnal ke buku besar. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
    a. Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang bersangkutan yang ada pada buku besar.
    b. Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan buku besar.
    c. Catat nomor kode rekening / perkiraan ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal telah
    dipindahkan ke buku besarnya yakni ke rekening yang bersangkutan .
    d. Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar dalam setiap pemindahbukuan.
    Perhatikan contoh di bawah ini. Perhatikan garis putus-putus yang ada pada contoh buku jurnal dan buku besar
    Proses posting ke buku besar
    Contoh tersebut merupakan gambaran pengisian jurnal hingga posting ke buku besar, maka seperti itulah cara bekerja dengan formulir jurnal dan posting ke buku besar.
    III KESIMPULAN
    Mempelajari jurnal sebenarnya mudah, yang terpenting adalah memahami terlebih dahulu konsep yang mendasari logika penjurnalan tersebut. Yang dijadikan acuan dalam membuat jurnal ialah kita mesti memahami dengan benar prosedur dan segala aturan mengenai aturan main mengenai debet-kredit tersebut. Aturan main mengenai debit-kredit haruslah mengacu dan mengikuti pola rumus persamaan dasar akuntansi. Memahami arti istilah debet dan kredit dalam konteks akuntansi secara benar dapat membantu memudahkan kita dalam menganalisis transaksi dan membuat jurnalnya. Kesulitan lain dalam menjurnal biasanya mengkonversi tekstual dari bahasa atau kalimat yang terdapat dalam bukti transaksi kedalam judul perkiraan yang digunakan dalam format jurnal, untuk itu membutuhkan latihan berulang-ulang terhadap berbagai kasus transaksi yang berbeda. Tulisan refrensi penjurnalan ini sangat diharapkan dapat membantu para pembelajar akuntansi pemula untuk menanamkan semacam anchor yang dapat membantu mengingatkan pola-pola yang sama dalam menghadapi kasus transaksi yang berbeda saat akan membuat jurnal.
    DAFTAR PUSTAKA
    Anoname. 1995. Buku Pintar Akuntansi Panduan Dalam MenjurnalProgram Peduli
    Peningkatan Mutu SDM. Jakarta
    Bakri,   Aswan. 2007.  Prinsip – prinsip Akuntansi.  Diambil dari
    Fess and Niswonger. 1985. Prinsip-prinsip Akunting. Erlangga. Jakarta
    Mulyadi, Dedi K. 2007. Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan jasa. Diambil dari:
    Simangunsong A.O. 1996. Dasar – Dasar Akuntansi keuangan soal dan
    penyelesaiannya. PT Dharma Karsa Utama.Jakarta.
    Soemarso SR. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar buku satu edisi ketiga,
    Rineka Cipta. Jakarta.
    Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
    Balai Pustaka. Jakarta.
    Zulidamel. 2007. Transaksi, bukti transaksi, Jurnal dan Posting. Diambil dari:
    posting/
    readmore »»